Apresiasi merupakan kegiatan mengamati, menilai, dan menghargai hasil karya. Dalam bidang keterampilan atau kerajinan, apresiasi berarti kegiatan mengamati, menilai, serta menghargai hasil karya kerajinan, termasuk kerajinan anyaman. Mutu atau kualitas karya kerajinan anyaman dapat dinilai dari keindahan, kekuatan, dan kesesuaian bahannya. Apa yang dimaksud keindahan, kekuatan, dan kesesuaian bahan dalam kerajinan anyaman? Berikut ulasan singkat tentang cara Apresiasi Terhadap Karya Kerajinan Anyaman.
1. Keindahan Karya Kerajinan Anyaman
Indah berarti elok atau indah dipandang mata. Anyaman yang indah ialah anyaman yang elok sehingga mampu menggugah rasa keindahan orang yang melihatnya. Keindahan anyaman dapat dilihat pada motif anyaman, bentuk benda anyaman, serta tekstur bahan anyaman.
Sebagai contoh dua benda anyaman, satu benda dianyam dengan anyaman dasar tunggal, dan satu lagi dianyam dengan anyaman kombinasi. Benda anyaman dengan motif anyaman kombinasi tampak lebih indah dan menarik dari pada anyaman dengan motif anyaman dasar tunggal.
Tekstur (sifat halus dan kasar) bahan anyaman pun menentukan keindahan benda anyaman. Kamu pernah melihat akar wangi? Akar wangi dapat dijadikan taplak meja, tas, dan kantong ponsel anyaman yang menawan. Tekstur akar wangi yang kasar membuat benda anyaman dari akar wangi tampak menawan. Saat ini, selain membuat variasi motif dan bahan, orang juga mewarnai bahan yang hendak dianyam. Bahan anyaman yang biasa dicelup dalam pewarna antara lain daun pandan dan mendong, lembaran bambu, dan akar wangi.
2. Kekuatan Karya Kerajinan Anyaman
Kekuatan benda kerajinan menentukan keawetan. Oleh karena itu, dalam pembuatan benda kerajinan kekuatan perlu diperhatikan. Kekuatan benda anyaman ditentukan oleh jenis bahan serta teknik menganyam. Sebagai contoh untuk membuat tikar. Bahan yang kuat dan tepat yaitu daun pandan dan
mendong. Daun pandan dan daun mendong yang sudah dikeringkan memiliki tekstur yang halus, ulet (jawa), dan cukup tahan terhadap air. Sifat bahan yang ulet dan tahan air memungkin kan tikar pandan/mendong dicuci berkali-kali.
Lain halnya dengan keranjang pakaian. Keranjang pakaian lebih banyak dibuat dari bahan rotan. Tahukah kamu, mengapa? Alasannya yaitu, rotan kuat, ulet, halus, mudah dibentuk, serta tahan terhadap air. Sifat rotan yang kuat, ulet, dan tahan air membuat keranjang pakaian awet atau tahan lama. Bahan selain rotan yang memiliki sifat yang hampir sama yaitu bambu. Oleh karena itu, bambu juga sering dibuat benda kerajinan seperti keranjang sampah, keranjang pa kaian, tempat hantaran, dan sebagainya.
3. Kesesuaian Bahan Kerajinan Anyaman
Bahan untuk membuat benda kerajinan harus disesuaikan dengan fungsi benda. Apa maksudnya? Kamu sudah pernah melihat dinding anyaman bambu, bukan? Dinding anyaman biasa disebut juga gedhek. Dinding anyaman ini berfungsi sebagai penutup ruang, agar tidak terlihat dari luar, serta melindungi penghuni rumah dari hujan dan angin. Oleh karena itu bahan yang digunakan harus kuat, tahan air, mudah dibentuk/ dianyam, serta aman bagi manusia. Bahan yang memiliki sifat-sifat tersebut di antaranya bambu dan rotan. Namun, selama ini kebanyakan orang lebih banyak menggunakan bahan bambu. Alasannya, mungkin karena bambu lebih mudah ditemukan, dan harganya pun lebih murah.
Di pedesaan dan di daerah-daerah pedalaman, ada juga yang membuat dinding anyaman dari daun kelapa. Walaupun daun kelapa bisa dianyam dan dijadikan dinding, namun kurang kuat. Selain itu, anyaman daun kelapa tidak mempunyai ketahan an yang baik terhadap cuaca (air hujan dan panas matahari), daun kelapa mudah rapuh.
Lain halnya kursi anyaman. Kursi anyaman lebih banyak dibuat dari rotan, sebab rotan kuat dan memiliki permukaan yang halus dan licin. Sifat rotan yang kuat memungkinkan kursi menahan beban berat. Permukaan rotan yang halus dan licin juga membuat kursi aman untuk diduduki.
Kami ingin menawarkan alat peraga anyaman yang dapat digunakan untuk pembelajaran menganyam bagi siswa-siswi di sekolah. Untuk info lebih lanjut silahkan klik link berikut.